Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Etnis Di Kabupaten Rokan Hulu

Di Kabupaten Rokan Hulu pelbagai kebudayaan telah terwujud dari berbagai etnis (Melayu, Mandailing, dan Jawa). Dari pelbagai kebudayaan yang ada di Rokan Hulu tentu setiap etnis memiliki ciri-ciri kebudayaan sendiri-sendiri yang masih di pertahankan sampai sekarang. Di bawah ini akan dipaparkan temuan-temuan data-data kebudayaan Etnis Melayu, Mandailing dan Etnis Jawa dari penelitian lapangan. Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karena tu kebudayaan tentu akan mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan, sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia. Kebudayan yang dimiliki dan yang ada di Rokan Hulu dari tiga etnis (Melayu, Mandailing dan Jawa) tidak akan dapat menghindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok etnis lain yang ada di Kabupaten Rokan Hulu dengan adanya kontak-kontak antar kelompok etnis atau melalui proses difusi dimana di dalam kehidupan sosial setiap etnis (Melayu, Mandailing, dan Jawa) di Kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa pengadopsian suatu nilai-nilai budaya yang dikarenakan pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Pengelompokan atau terciptanya suatu komunitas etnis tertentu yang termasuk ke dalam variabel hasil tindakan manusia (Out Carries Product) di Rokan Hulu yang berhubungan dengan pengelompokan budaya dalam masyarakat di Kabupaten Rokan Hulu berawal dari :
1. Menempatkan diri.
2. Di tempatkan.
Di bawah ini perincian pengelompokan atau komunitas budaya etnis Melayu, Mandailing dan Jawa di Kabupaten Rokan Hulu.
1.Etnis Melayu
Pada umumnya daerah Kabupaten Rokan Hulu adalah daerah Melayu jadi daerah yang lima luhak adalah daerah Melayu, pada umumnya daerah ditempati oleh kaum pribumi atau Melayu Kabupaten Rokan Hulu, di mana etnis pendatang apabila ingin mengadakan hubungan dengan masyarakat mereka masuk ke dalam kehidupan suku Melayu salah satunya di luhak Rambah.  Pengelompokan etnis Melayu Kabupaten Rokan Hulu terbagi lima daerah yang disebut dengan “luhak” terdiri dari :
a.Luhak Tambusai
b.Luhak Rambah
c.Luhak Kepenuhan
d.Luhak Kunto Darussalam
e.Luhak Rokan IV Koto
Pada umumnya daerah di tempati oleh kaum pribumi atau melalui Kabupaten Rokan Hulu, dimana etnis pendatang apabila ingin mengadakan hubungan dengan masyarakat mereka masuk ke dalam kehidupan Suku Melayu salah satunya di Luhak Rambah.
a.Luhak Tambusai.
Tambusai merupakan tempat pusat kerajaan Tambusai yang berpusat di Dalu-dalu. Masyarakat Tambusai masyarakat Melayu dan masyarakat Mandailing, terakhir daerah ini juga menjadi tempat pemukiman transmigrasi dari pulau Jawa sekitar tahun 1990-an. Masyarakat adat Melayu Tambusai terdiri dari dua kelompok ; Sibah Lua dan Sibah Dalam.
1.Sibah Lua.
Sibah Lua terdiri dari sembilan suku, seorang datuk Bendahara dari Melayu, yaitu :
1.Suku Melayu Gelar Datuk Pusako Rangkayo Naro;
2.Suku Ampu Gelar Datuk Sinaro Mudo;
3.Suku Kuti Gelar Datuk Paduku Jo Sianso, atau Datuk Paduko Laksamano, atau Datuk Paduko Jo Lelo;
4.Suku Kanang Kopuh Gelar Datuk Kutianso;
5.Suku Soborang Gelar Datuk Rangkayo Maharajo;
6.Suku Pungkuik Gelar Datuk Rangkayo Morajo;
7.Suku Mais Gelar Datuk Tomogong Kayo;
8.Suku Bonuo Gelar Datuk Bonuo Ampu, dan
9.Suku Moniliang Gelar Datuk Paduku Tuo.
Masing-masing sembilan suku tersebut mempunyai kekerabatan satu sama lainnya yaitu :
- Suku Melayu dan suku Mais dan Moniliang;
- Suku Bonuo dengan Suku Ampu;
- Suku Pungkuik dengan Suku Kanang Kopuh, dan.
- Suku Kuti dengan Suku Suborang.
2.Sibah Dalam
Sibah dalam terdiri dari 6 (enam) suku, yaitu :
1.Induk Dalam Gelar Sutan Mahmud;
2.Simajo Rokan Gelar St. Saidi, Rajo Sibomu, Rajao Omeh;
3.Simajo Lelo Gelar Rajo Stimuan;
4.Sri Marajo Gelar Sri Marajo;
5.Majo Rajo Gelar Rajo Poka, dan
6.Suku Bangsawan Gelar Sutan Johan.
a..Luhak Rambah
Rambah tempat terletaknya kerajaan Melayu atau di sebut Kerajaan Rambah, masyarakat Melayu Rambah terdiri dari dua bangsa yang beradat.  Bangsa Melayu terdiri dari :
a.Bangsa Raja-raja;
b.Bangsa Anak Raja;
c.Bangsa Suku Nan Tujuh;
d.Bangsa Suku Nan 100;
e.Bangsa Suku Nan 50, dan
f. Bangsa Suku Nan 6.
g.Bangsa Bersandar di Parit.
c.Bangsa Mandailing Tujuh kampung yang berasal dari Tapanuli.
Suku bangsawan atau suku Raja yaitu Di Pertuan Besar Raja Rambah adatnya bernama pihak anak terbagi, Induk Yang Di Pertuan Besar dan Induk Yang Di Pertuan Djumadil Alam menempati Rumah pangkal.
Pihak yang Di Pertuan Sakti Raja Bantu atau Raja Muda menempati rumah Bagonjong dan dalam adat bernama pihak kemenakan. Suku/bangsa anak-anak Raja terdiri dari empat pihak :
1.Pihak Rumah Bolinggi (Berlinggi) kepala Sutan Mahmud yaitu kepala kerapatan adat dan terbagi tiga induk yakni ; Induk Sutan Mahmud, Induk Majo Kayo dan Induk Rajo Sobomo
2.Pihak Pasir baru
3.Pihak rumah Bagonjong
4.Pihak Pangka Balai
Suku Nan Tujuh yang di kepalai oleh seorang “Presiden” bernama Andiko, terdiri dari suku :
1.Suku Ampu, bergelar Datuk Bandaro Kayo, Datuk Bendaharo Kuniang, Datuk Bandaharo Simarajo
2.Dan Datuk Penghulu Besar. Masa dahulu Ampu terbagi empat induk sekarang berkembang menjadi 32 induk di bawah 2 orang Datuk Bendaharo
3.Suku Melayu, bergelar Datuk Bendaharo Sakti atau Datuk Seri Paduko. Masa lalu suku ini terdiri dari 6 induk sekarang berkembang menjadi 27 induk di bawah 2 Datuk Bendaharo
4.Suku Pungkuik, dari suku ini pernah menjabat Andiko yang artinya kepala dari semua suku nan tujuh dan bangsa bersaudara di parit. Pucuk suku bergelar Datuk Tumenggung Kayo.Suku ini terbagi 3 induk dan sekarang telah berkembang menjadi 24 induk dari 2 Datuk Bendaharo
5.Suku Bonuo, pucuk suku bergelar Datuk Rangkayo Maharajo atau Rajo Bonuo Ampu. Suku Bonuo dulu terdiri 4 induk sekarang menjadi 17 induk.
6.Suku Kandang Kopuh, bergelar Datu Paduko Majalelo, dahulu hanya 10 induk sekarang berkembang menjadi 17 induk.
7.Suku Moniliang, gelar Datuk Rangkayo Maharajo atau Laksamana Manti. Apabila datuk rangkayo Maharajo berhenti atau meninggal, maka digantikan oleh Datuk Rangkayo Maharajo dari suku Bonuo. Suku ini terbagi 6 induk sekarang menjadi 8 induk dengan tiga datuk
8.Suku Kuti, gelar datuk Paduko Besar terbagi 5 induk sekarang berkembang menjadi 25 induk di bawah 3 datuk
Bangsa/suku Nan Seratus, bergelar datuk Setia Raja adatnya sama dengan suku Nan Tujuh dapat tinggal di Rumah Rajo atau Rumah pangka Balai.
Bangsa/suku nan Lima Puluh, bergelar Datuk siramo adatnya sama dengan suku nan Tujuh bertempat tinggal di Kerajaan di bawah naungan Sutan Mahmud Puak Bolinggi.
Bangsa/suku Nan Enam dan Bangsa suku Bersandar di Parit.
Suku di atas merupakan kelompok suku Melayu yang ada di luhak Rambah. Selain itu sekarang arena perkembangan daerah orang-orang dari suku lain juga sudah banyak yang bertempat tingga di Luhak Rambah, diantaranya etnis Mandailing banyak bermukim di Kaiti, Tambusai, Pawan, janji Raja, Menaming, sementara etnis Jawa di transmigrasi tapi untuk sekarang ini sudah banyak pendatang selain etnis Mandailing dan Jawa dimana sudah ada etnis Batak, etnis Aceh, etnis Minang sudah masuk ke pasir Pengaraian.
3.Luhak Kepenuhan
Pada masa kerajaan kepenuhan dahulu terdapat suku-suku dan golongan-golongan bangsawan dalam kerajaan sebagai berikut :
a. Anggota di Balai, terdiri dari :
- Kelompok Ompek Bosa terbagi :
a. Suku Melayu Gelar Datuk Bendaharo Sakti;
b. Suku Moniliang Gelar Datuk Rangkayo Maharajo;
c. Suku Pungkuik Gelar Datuk Paduko Jo Lelo, dan
d. Suku Kandang Kopuh Gelar Datuk Biji Angso.
- Anggota Balai lainnya terbagi pula :
a. Suku Mais Gelar Datuk Tomonggong;
b. Suku Kuti Gelar Datuk Majo Nando;
c. Suku Ampu Gelar Datuk Paduko Bosa, dan
b. Tigo Piak (3 pihak).
-  Piak Bangsawan
-  Piak Anak Rajo-rajo
-  Piak Non Saratuih
c.Imam Non Ompek
-  Imam Said dari Suku Melayu dan Mais;
-  Imam Majo dan Suku Moniliang;
-  Imam Jo Lelo dari Suku Pungkuik, dan
-  Imam Zainuddin dari Suku Kandang Kopuh.
d. Dubalang
    - Datuk Majo dari Suku Melayu;
    - Datuk Johan Pahlawan dari suku Monoliang/Mais;
    - Datu Majo Sonao dari Suku Mais, dan
    - Datuk Paduko Samo dari Suku Kandang Kopuh.
e.Aluo Kobosanda
   - Datuk Banda (cerdik pandai);
   - Datuk Saudaga Kayo (Bendahara), dan
   - Datuk Perdana Montori (juru bicara).
4. Luhak Kunto Darussalam
Menurut sejarah dalam buku adat perkawinan Luhak di Kabupaten Rokan Hulu (2005), pada tahun 1952 bahwa di Luhak Kunto Darussalam di kenal dengan penghulu sembilan (9) di Koto Intan, tujuh (7) di Kota Lamodan delapan belas (18) di kampung nan enam (6). Ada 34 suku terdapat di Luhak Kunto Darussalam yang tersebar di sembilan kampung atau negeri. Kampung-kampung tersebut adalah Negeri Koto Intan, Negeri Koto Lamo, Kampung Muara Dilam, Kampung Sungai Murai, Kampung Kasang Mungkal, Kampung Titian Gading, Kampung Sontang dan Kampung Bonai.
5.Luhak Rokan IV Koto.
Rokan IV Koto terdiri dari empat (4) penghulu di kepalai oleh seorang Penghulu Adat dan (suku nan sembilan) yang di kepalai oleh Datuk Bendaharo Penghulu. Penghulu nan empat tersebut ; Penghulu Rokan, Penghulu Pendalian, Penghulu Lubuk Bendahar, dan Penghulu Ujung Batu. Setiap suku di empat penghulu memiliki gelar Soko dan Gelar Pusaka, setiap montao dan hulubalang juga mempunyai gelar masing-masing.
2.Etnis Mandailing
Etnis Mandailing di Rokan Hulu berasal dari Tapanuli Selatan Padang Gelugur yang di sebut juga Mandailing Godang. Pada masa dahulu kedudukan etnis Mandailing dalam adat-istiadat khususnya di Luhak Rambah tersebut “Borajo Adat Di kampungnyo” Berorangtua di Sutan Mahmud”. Menurut kata-kata adat terbagi kepada 4 (empat) :
1. Sutan Nan Opat (Sutan Nan Empat), terdiri :
a. Sutan Laut Api di Kubu Baru;
b. Sutan Tuah Kaiti di Kaiti;
c. Sutan Kemalo Bulan di Manaming, dan
d. Sutan Selindung di Tangun.
2. Mangarajo Nan Bertiga.
a. Mangarajo Timbalan Pawan di Pawan;
b. Mangarajo Timbalan Sungai Pinang di Sungai Pinang, dan
c. Mangarajo Timbalan Tanjung Berani di Tanjung Berani.
3. Sutan Nan Beratur;
a. Sutan Bungsu di Sigatal;
b.Sutan Mangamar di Batang Samo;
c. Sutan Palembang di Gunung Intan;
d. Sutan Mangamar di Huta Lolot;
e. Sutan Badullah di Huta Padang, dan
f. Sutan Said Johor di Ranahan.
4.Mangarajo Nan Berbaris.
a.Mangarajo Silindung di sungai salak;
b.Mangarajo Khatib di janji Raja, dan
c.Mangarajo Malin di Kepala Bondar.
Daerah Pawan dapat di kategorikan masyarakatnya masih tergolong homogen atau masyarakatnya belum terlalu bercampur dengan etnis-etnis yang ada di Rokan Hulu, di mana hampir mayoritas masyarakatnya etnis Mandailing yang ada di Pawan atau di Kabupaten Rokan Hulu pada umumnya terdiri dari marga :
a. Lubis
b. Nasution
c. Daulay
d. Siregar
e. Hasibuan
Etnis Mandailing sudah ada atau bertempat tinggal di Pawan dari dahulu kira-kira 1800-an, dan generasi yang sekarang adalah keturunan generasi ke tujuh yang bertempat tinggal di Pawan. Sehinga kami sudah menganggap Pawan ini kampung kami, dengan kata lain kami bukan orang Mandailing Sumatera Utara, tapi kami orang asli Mandailing Rokan Hulu. Pemukiman masyarakat Mandailing untuk pertama kedatangannya yaitu huta Batang Samo sampai berkembang menjadi tujuh huta utama yaitu :
1. Huta Batang Samo/Huta rimbaru (sekarang Kubu Baru);
2. Huta Kaiti;
3. Huta Pawan;
4. Huta Menaming;
5. Huta Tangun;
6. Huta Tanjung Berani, dan
7. Huta Sungai Pinang.
Pengelompokan marga pada etnis Mandailing yang pertama kali adalah keturunan-keturunan Nasution, Daulay, Siregar, dan marga Lubis, dan sekarang di tambah etnis Batak yang bermarga selain marga yang di atas sudah banyak berdatangan.
Pengelompokan etnis Mandailing seperti di kecamatan Rantau Kasai daerah Tambusai dari Mondang sampai kebatas Rao Tapanuli, pembagian etnis Mandailing biasa di lihat pada daerah Lubuk Soting etnis yaitu Marga Lubis dan Marga Siregar, sementara marga mayoritas di Janji Raja adalah Marga Siregar dan Lubis.
5.Etnis Jawa.
Pertama sekali etnis Jawa masuk ke Kabupaten Rokan Hulu (Pasir Pengaraian) pada tahun 1950-an. Kelompok ini merantau dari Medan untuk bekerja pada perkebunan karet (maskapai) peninggalan penjajah Belanda. Gelombang kedatangan etnis Jawa paling besar pada saat program transmigrasi. Ada tahun 1980 program ini masuk ke Kabupaten Rokan Hulu, penempatan pertama di kecamatan Rambah (sekarang wilayah kecamatan Rambah Samo). Adapula yang merantau sendirian karena desakan ekonomi.
Pengelompokan etnis di daerah transmigrasi mayoritas adalah etnis Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur dan etnis-etnis lain dapat di jumpai pada lokasi keramaian seperti pasar. Jadi pengelompokan etnis Jawa lebih banyak pada daerah-daerah transmigrasi yang ada di Kabupaten Rokan Hulu.
Sistesis Pengelompokan Budaya.
No Etnis Konsep Pengelompokan Budaya
1. Melayu Pengelompokan Budaya pada etnis Melayu di Kabupaten Rokan Hulu terjadi karena komunitas etnis Melayu yang berasal dari kerajaan-kerajaan masa lalu yang memiliki wilayah tertentu di Kabupaten Rokan Hulu.
2. Mandailing Pengelompokan Budaya pada etnis Mandailing didasarkan pada pengelompokan marga-marga.
3. Jawa Pengelompokan Budaya pada etnis Jawa di Kabupaten Rokan Hulu terpusat pada daerah transmigrasi di Kabupaten Rokan Hulu, mayoritas etnis Jawa berasal dari Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah.
Pengelompokan Budaya di Kabupaten Rokan Hulu berdasarkan lokasi pemukiman secara garis besar sebagai berikut :
Etnis Melayu Kabupaten Rokan Hulu.
Pengelompokan Budaya etnis Melayu Rokan Hulu berpusat pada daerah-daerah di lima luhak yang telah diuraikan di atas dan termasuk daerah kecamatan pemekaran yaitu :
1.  Kecamatan Rambah (Luhak Rambah) di Pasir Pengaraian;
2.  Kecamatan Rambah Hilir (Luhak Rambah) di Muara Rumbai;
3.  Kecamatan Rambah Samo (Luhak Rambah) di Okak;
4.  Kecamatan Tambusai (Luhak Tambusai) di Dalu-dalu;
5.  Kecamatan Tambusai Utara (Luhak Tambusai) di Rantau Kasai;
6.  Kecamatan Kepenuhan (Luhak Kepenuhan) di Kota Tengah;
7.  Kecamatan Rokan IV Koto (Luhak Rokan IV Koto) di Rokan;
8.  Kecamatan Kunto Darussalam (Luhak Kunto Darussalam) di Kota Lama;
9.  Kecamatan Bonai Darussalam (Luhak Kunto Darussalam) di Sontang;
10.Kecamatan Pagaran Tapah (Luhak Kunto Darussalam) di Pagaran Tapah;
11.Kecamatan Ujung Batu (Kewalian Negeri Tandun) di Ujung Batu;
12.Kecamatan Tandun (Kewalian Negeri Tandun) di Tandun, dan
13.Kecamatan Kabun (Kewalian Negeri Tandun) di Kabun.
Etnis Mandailing Kabupaten Rokan Hulu.
Pengelompokan Budaya etnis Mandailing di Kabupaten Rokan Hulu terpusat pada daerah-daerah yaitu :
1. Kecamatan Rambah
   - Desa Kaiti;
   - Desa Pawon, dan
   - Desa sungai Deras.
2. Kecamatan Tambusai
   - Desa Mondang;
   - Desa Tambusai Timur (Lubuk Soting).
3. Kecamatan Rambah Samo
   - Desa Batang Samo;
   - Desa Surau Gading;
   - Desa (Sungai Salak), dan
   - Desa Okak (Kubu Baru, Hasahatan).
4. Kecamatan Bangun Purba
   - Desa Tangun;
   - Desa Janji Raja;
   - Desa Manaming;
   - Desa (Sungai Pinang);
   - Desa (Gunung Intan), dan
   - Desa (Tanjung Berani).
  Etnis Jawa Rokan Hulu
  Pengelompokan Budaya etnis Jawa di Kabupaten Rokan Hulu terpusat pada daerah-daerah yaitu :
1. Kecamatan Rambah
   - Desa Wonosri;
   - SKP C  (Terdiri Desa Utama dan beberapa Desa Kecil).
2. Kecamatan Rambah Samo
    - SKP A (DU, DK-I,II.III,IV,V dan VI);
    - SKP B, dan
    - SKP Tambahan.
3. Kecamatan Tambusai
   - SKP D dan SKP E (Terdiri desa Utama/DU, dan beberapa Desa Kecil).
4. Kecamatan Tambusai Utara.
   - SKP F (Terdiri Desa Utama/ DU dan beberapa Desa Kecil).
5. Kecamatan Bangun Jaya
   - DK I (Desa Kecil) SKP C
6. Kecamatan Tandun
7. Kecamatan Kunto Darussalam
   - SKP D dan SKP E (Terdiri Desa Utama/DU dan beberapa Desa Kecil).
Di samping daerah-daerah pengelompokan etnis di atas, pengelompokan etnis terdapat juga areal perkebunan sawit baik milik BUMN maupun swasta di Kabupaten Rokan Hulu.
http://lentaraguru.blogspot.co.id

Posting Komentar untuk "Etnis Di Kabupaten Rokan Hulu"